Sabtu, 20 Maret 2021

peran mahasiswa Papua

Peran Mahasiswa Papua 

“Hanya ada Dua MAHA; yaitu (1). Maha Kuasa, (2). Maha Siswa

Prolog

Ada pepatah yang mengatakan, hanya ada dua Maha, di bumi; yaitu Maha Kuasa (TUHAN) dan Maha Siswa. Maha itu berarti besar, tinggi, perkasa dan atau kuat. Jika itu dikaikan dengan mahasiswa, berarti, Mahasiswa adalah Siswa / Pembelajar yang beasar, tinggi, perkasa dan atau kuat. Dengan kata lain, Mahasiswa adalah orang – orang besar, memiliki derajat yag tinggi, perkasa dan kuat secara mental. Apa peran Mahasiswa …? Pertanyaan inilah yag akan memnjadi inti pokok dari materi ini. 

1. Sekilas Tentang Mahasiswa 
Sejarah membuktikan bahwa Mahasiswa adalah Kelompok Generasi Muda yang memiliki kapasitas unggul, penuh vitalitas dan memainkan peran strategis dalam sejarah revolusi bangsa-bangsa di dunia. Misalnya di Indonesia, Pada 1998, Mahasiswa Indonesia menggulingkan kekuasaan otoriter Soeharto yang memerintah selama 32 tahun. Kapasitas Mahasiswa sepanjang perjalanan sejarah memberikan sumbangasih yang sangat besar dan mulia bagi setiap bangsa di mana pun. 
Di Papua, sebelum, saat dan sesudah reformasi Mahasiswa Papua mengkonsolidasikan dirinya menjadi kekuatan yang besar. Mereka mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang kontra rakyat Papua. Sebut saja misalnya, AMP (1996), Parjal (2002), AMPTPI (2004), SONAMAPA, FNMPP, Front PEPERA (2004), KNPB (2008), dll. Mereka memainkan peran strategis – kontrol sosial – yang menghubungkan pemerintah dan rakyat, pro rakyat, menentang serta menolak setiap kebijakan yang merugikan rakyat Papua. Mahasiswa secara tegas menolak Eksploitasi Sumber Daya Alam yang merugikan tanah dan manusia Papua, Menyuarakan penyelesaian Pelanggaran HAM yang benar dan bermartabat serta dengan tegas menolak Imperialisme, Neo-Kolonialisme, Kapitalisme global beserta segala bentuk-bentuknya dan menyerukan penyelesaian konflik status politik Papua Barat di meja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).     
Walaupun demikian, terkadang peran strategis Mahasiswa dimanfaatkan oleh kelompok oportunis, para elit politik untuk mendukung mereka. Kapasitas unggul dan vitalitas Mahasiswa digadaikan sehingga Mahasiswa yang tadinya memiliki peran strategis dalam mengontrol setiap kebijakan pemerintah, akhirnya terjerembab dalam kelompok pragmatis yang menjadikan konsolidasi Mahasiswa sebagai instrumen oportunistik. Bahayanya disini, bahwa konsolidasi mahasiswa dijadikan sebagai alat kekuasaan “alat paksa” yang malahan kembali mendukung Ekploitasi SDA, Pelanggaran HAM, Imperialisme, Neokolonialisme dan Kapitalisme Global. Tidak kala penting, malahan juga konsolidasi Mahasiswa dijadikan sebagai instrument untuk mencapai tampuk kekuasaan yang lebih tinggi dalam birokrasi maupun jabatan-jabatan strategis formal dalam sistem pemerintahan neo-kolonialis.

2. Peran strategis Mahasiswa 
Idealnya, secara teoritis peran strategis Mahasiswa yang dikenal secara umum adalah sebagai Iron Stock, Guardian of Value dan Agent of change.
Sebagai Iron Stock, Mahasiswa adalah orang-orang yang tangguh (bermental baja), tidak mudah menyerah dan penuh keberanian dengan idealisme yang tinggi memperjuangkan nilai-nilai dan penegakan martabat manusia. 
Peran Mahasiswa sebagai Guardian of value, dengan mental baja menjaga nilai-nilai dan martabat manusia. Mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai kemanusian, yang juga sebagai seorang pembelajaran dalam keilmuannya, ia menjaga nilai-nilai keilmuan itu agar berguna bagi masyarakat dan demi kemajuan peradaban manusia. Di sinilah Mahasiswa juga disebut sebagai kelompok yang melakukan control sosial yang juga digolongkan ke dalam Pressure group. Nilai-nilai dan martabat manusia menjadi patokan baginya dalam memainkan perannya “kontrol sosial”.
Yang terakhir adalah agent of change, Mahasiswa adalah agen-agen perubahan. Artinya bahwa dengan semangat baja, dan ketahanan diri dalam mempertahan nilai-nilai dan martabat manusia itu, Mahasiswa dalam segala zaman dan masa telah membuktikan perubahan-perubahan dalam sejarah setiap bangsa. Mahasiswa adalah agen-agen perubahan, generasi yang membawa perubahan dalam suatu bangsa.
Dalam kaitannya dengan peran Strategis Mahasiswa, ELSHAM mencatat: 
Dalam literatur ilmu politik, mahasiswa merupakan salah satu aktor yang dapat digolongkan ke dalam pressure group (kelompok penekan). Mahasiswa merupakan aktor penting dalam perubahan-perubahan sosial dan politik. Sejarah perubahan politik besar di negeri ini selalu diwarnai oleh peran mahasiswa yang sangat menonjol.
Perubahan politik besar pada 1965—1966, Peristiwa Malari 1974, Peristiwa 1978, Gerakan Kelompok Diskusi 1980-an, Gerakan Mahasiswa pada 1998, dan terakhir gerakan parlemen jalanan menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2012 telah menunjukkan dengan gamblang kepada kita semua betapa mahasiswa merupakan kelompok penekan yang kekuatan politiknya tak bisa dipandang remeh. Jadi, jargon bahwa mahasiswa adalah agent of change bukan lagi mitos.
Mahasiswa, sebagai kelompok intelektual dan wakil dari kelompok anak muda dari warga, secara naluriah memiliki tingkat kepekaan yang tinggi pada persoalan-persoalan sosial di sekitarnya. Tak heran Bung Karno pernah berujar,” Sediakan aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia!”

3. Pentinya Kesadaran Mahasiswa Papua 
Terlepas dari semuanya, Mahasiswa Papua perlu menyadari akan dinamika dan sejarah peradaban bangsa Papua Barat di Pasifik Selatan. Bangsa Papua telah, sedang dan akan mengalami berbagai macam gejolak politik yang terjadi terhitung sejak 1961 hingga kini. Bangsa Papua menjadi korban politik-ekonomi negara-negara kapitalis dan berdampak pada perampasan hak-hak bangsa Papua; Hak Atas Hidup, Hak Atas Tanah dan kekayaan alam Papua.Ketika suara-suara protes dan perlawanan terhadap bentuk-bentuk kejahatan di tanah Papua, pihak penguasa dan pengusaha meresponnya dengan “laras” dan “lars”. Akibatnya pelanggaran HAM dan Eksploitasi Sumber Daya Alam Papua kian makin parah. Lantas, apa yang perlu dilakukan oleh Mahasiswa Papua Barat untuk menyelamatkan Tanah dan Manusia Papua…?   

Pertama, menyadari akan identitas diri kepapuaan. Menyadadari bahwa Tuhan Allah bangsa Papua telah menciptakan saya sebagaimana adanya saya sekarang. Bahwa saya adalah Orang Papua, berkulit hitam dan berambut keriting, rumpun Melanesia yang ada di Pasifik Selatan dan lebih lagi, saya adalah bangsa Papua.

Kedua, Menyadari bahwa Tuhan Allah bangsa Papua telah memberikan kepada nenek moyang saya, tanah yang penuh berkat “susu dan madu”. Tanah yang penuh berkat itu kini diwariskan kepada orang tua saya dan nantinya akan diwariskan kepada saya untuk berkuasa, menjaga, mengelola dan berkembang biak. 

Ketiga, Menyadari bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu nenek-moyang bangsa Papua telah menghidupi adat-istiadat dan nilai-nilai baik dalam setiap karakteristik suku bangsa di Papua. Adat-istiadat dan nilai-nilai baik itulah yang menjadi dasar, landasan dan fondasi dalam membangun bangsa Papua, sehingga hingga saat ini Bangsa Papua dapat bertahan hidup, walaupun berbagai macam tantangan kebudayaan menggerogotinya. 

Keempat, menyadari akan “memori passionis” bangsa Papua. Sejarah kelam bangsa Papua, Perampasan Sumber Daya Alam dan Pembunuhan terhadap bangsa Papua demi kepentingan Ekploitasi Sumber Daya Alam.Bangsa Papua menjadi korban atas kepentingan kapitalisme global. Misalnya, PT. Freeport, LNG Sorong, dll. Menyadari akan Pemusnaan etnis yang terjadi secara perlahan-lahan “creeping genocide” terhadap bangsa Papua.
Kelima, menyadari bahwa saya adalah Mahasiswa yang dapat memainkan peran strategis; Iron Stock, Guardian of Value dan Agent of Change. Bahwa saya adalah tulang punggung bangsa Papua, yang mana juga adalah kader pemimpin masa depan bangsa Papua yang akan membangun Bangsa Papua berdasarkan prinsip nilai-nilai kultural Melanesia - Papua Barat di Pasifik Selatan. Maju dan mundurnya peradaban bangsa Papua serta punah dan bertahannya Eksistensi bangsa Papua ada di tangan saya.
Keenam, menyadari bahwa sekalipun bangsa lain dengan kepintaran dan maarifat datang membangun bangsa ini. Namun bangsa ini akan bangkit dan membangun dirinya sendiri. Bahwa Nubuatan pdt. I.S Kijne akan tergenapi dan digenapi oleh dan dari bangsa Papua. Bahwa Penggenapan Nubuatan Pdt. I.S Kijne akan terpenuhi dan digenapi oleh dan dari generasi muda bangsa Papua. Dengan kata lain,Pemuda dan Mahasiswalah yang akan menggenapinya. 
Ketuju, Menyadari bahwa saya adalah Pemuda dan Mahasiswa West Papua. Bahwa saya bertanggungjawab terhadap eksistensi Kemelanesian di tanah Papua. Eksistensi Orang Papua 20 atau 100 tahun ke depan berada dalam ancaman kepunahan. Berhadapan dengan ancaman itu, sebagai Mahasiswa saya bertanggungjawab menentukan masa depan Eksistensi bangsa Papua Barat mulai dari saat ini. Karena sebagai Mahasiswa, pertanggungjawaban saya terhadap Eksistensi bangsa Papua Barat berlandaskan pada falsafah bangsa Papua, nilai-nilai Injili, Ajaran Sosial Gereja.
Kedelapan, Menyadari bahwa Keselamatan Tanah dan Manusia Papua ada di tangan generasi muda. Sebagai generasi muda yang berada di bangku studi Perguruan Tinggi (PT) haruslah menjadi kelompok Iron Stock,Guardian of Value dan Agent of Change, baik dalam tatanan hidup Orang Papua maupun dalam pastoral Gerejawi di tanah Papua. 
Kesembilan, Khusus, Gereja Katolik di tanah Papua, Misalnya Keuskupan Jayapura telah mengakui secara implisit peran strategis Mahasiswa “Untuk memajukan perubahan dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat, khususnya untuk masa depan”. Gereja mengelompokan Mahasiswa dalam kelompok Kategorial lintas wilayah. Sehingga gereja sendiri memberikan arahan untuk merancang program pendampingan dan melaksanakan pengkaderan khusus bagi kelompok mahasiswa/i etnis Papua. Nyatanya, arahan khusus bagi kelompok mahasiwa/i etnis Papua belum mendapatkan tempat dan perhatian yang serius, walaupun dalam arah dan gerak gereja, kelompok etnis Papua telah diakui oleh gereja sendiri bahwa gereja memberikan perhatian yang khusus, namun gereja belum melaksanakannya dengan sepenuh hati.  
Bahwa dengan menyadari akan Kesembilan poin di atas, maka Pemuda dan Mahasiswa Papua Barat perlu mengkonsolidasikan dirinya dalam satu “Honai” bersama. “Honai” Bersama adalah tempat di mana Pemuda dan Mahasiswa saling bertukar pikiran, mempersiapkan diri dan merancang masa depan Eksistensi bangsa Papua Barat di Pasifik Selatan. Tujuan Utamanya adalah Mempertahankan Eksistensi Bangsa Papua dan Tanah Air Papua Barat dari ancaman kepunahan dan Ekploitasi Sumber Daya Alam.

Chridoisme

Penulis by.S Sura,Abut
Previous Post
Next Post

Nama : Nelson Surabut Universitas : MPU Tantular Jakarta Jurusan : Teknik informatika Nomor : Hp (081280319230) Hoby saya : Volly Ball

0 komentar: